Teruntuk
A.S
Di
bawah naungan cinta-Nya
Waktu
yang telah terlewati selama kurang lebih 2 tahun sejak perkenalan kita, meski
lebih sering kau acuhkan aku, ternyata tak mampu mengikis rasa ini, masih
kusimpan apik di sudut ruang hatiku… masih kutemui degup jantungku berubah
lebih cepat setiap kali mendengar suaramu, masih dapat kurengkuh bahagia ketika
kudapatkan sedikit perhatianmu terhadapku. Aku masih setia menanti sapaanmu
meski hanya sekedar ucapan “hai”, namun seringkali di ujung penantian itu yang
kudapati hanyalah sepi… dan aku tersadar bahwa aku masih sendiri.
Pernah
suatu ketika kau tanyakan, mengapa aku menyayangimu…
Dan
aku memilih diam. Tak pernah bisa kudapatkan jawaban yang pasti dari
pertanyaanmu, aku tak pernah bisa memberi alasan untuk sebuah kasih sayang yang
tulus. Maka… biarkan aku menyayangimu tanpa alasan apapun. Jika aku harus
menggambarkan apa yang kurasa… dengan apa dapat kulukiskan, bagaimana cara
dapat kujelaskan…? Sebanyak apapun kata yang ku ucap, semuanya takkan dapat
mewakili rasa ini dan aku tak yakin kau bisa mengerti. Rasa ini tak
terdefinisi. Aku harap suatu hari nanti kau bisa merasakan rasa ini dengan
hati, dan mulai lah belajar untuk berhenti memahami mengapa aku menyayangi.
Entah,
telah berapa tetes air mata ku sembunyikan darimu oleh sebab rindu yang tak
dapat kuhalau…. dan entah berapa ribu detik yang telah kulewati bersama
bayanganmu. Lalu… harus dengan apa ku tikam rindu yang kian membelenggu?
Sebuah
kejujuran yang dapat kukatakan dengan pasti padamu adalah bahwa aku merasa
bahagia bisa mengenalmu, sejak pertama kali hingga saat ini. Tak dapat
kumengerti mengapa aku rela menggenggam erat keyakinan untuk selalu menyimpanmu
dalam hatiku, meski telah kucoba berulang kali melepasmu namun hatiku tak
memberi izin. Saat kaki telah siap melangkah pergi nyatanya hati masih ingin
menanti.
Jangan
pernah bertanya apapun tentang rasa ini, kau hanya perlu percaya bahwa aku
masih mengenggam erat keyakinan itu, hatiku masih menanti, dan segala apa yang
kurasa sejak pertama kali mengenalmu… semuanya tak berubah, masih sama hingga
saat ini meski kau tak peduli. Jika kau bersikeras ingin bertanya, maka
tanyakan saja pada Tuhan. Mengapa Ia menitipkan rasa ini di hatiku…?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar